Jumat, 31 Juli 2015

Juli 2015 - Explore Cirebon Day 2 - 23 - 24 Juli 2015

Adzan shubuhpun berkumandang, membangunkan tidur lelap kami...
Setelah melakukan sholat shubuh dan leyeh-leyeh sebentar, kamipun membuka jendela hotel, ternyata saat di buka, pemandangan ke arah Pelabuhan Cirebon dengan semburat matahari terbit yang sangat cantik. Sayapun sempat mengabadikannya dengan menggunakan Kamera HP saya dan ini hasilnya. Maaf kalau hasilnya kurang memuaskan.

Matahari terbit di atas pelabuhan Cirebon. Gambar diambil dari kamar hotel
Sekitar jam 6 pagi, restoran hotel sudah dibuka untuk sarapan. Kamipun turun ke bawah ke tempat restoran hotel untuk sarapan. Tapi dikarenakan niat kami akan melanjutkan kulineran di Cirebon. Kamipun sarapan hanya sarapan buah dan roti saja. Selanjutnya kami berjalan keluar hotel untuk mencoba kulineran pagi hari.
Kulineran pagi pembuka kami adalah Docang, makanan tersebut berupa lontong yang di potong-potong dengan isi rebusan daun singkong dan toge kemudian disiram dengan kuah gurih yang dicampur dengan oncom yang telah di hancurkan ditaburi parutan kelapa dan juga kerupuk putih. Rasanya nikmat campuran rasa gurih dari kuah oncom dan parutan kelapa tercampur dengan sambal dan kerupuk putih, seger banget yang menjadikan sarapan pembuka kami pagi ini.
Oiya, warung docang ini berada dekat tidak jauh dari hotel kami, persisnya di sebuah teras rumah sebelah persis hotel cordova di jalan Siliwangi.

Ibu Penjual Docang sedang menyiapkan docang

Docang jl Siliwangi


Alhamdulilah, setelah kenyang sarapan docang, kamipun kembali ke hotel untuk mandi dan kembali packing untuk pulang. Setelah selesai mandi, karena masih ada waktu sekitar 6 Jam lagi untuk pulang, kamipun mulai untuk berwisata kulineran kembali. Tapi sebelum kami berwisata kuliner, kami ingin berbelanja oleh-oleh dulu. Kamipun menuju toko oleh-oleh yang berada dekat PGC (Pasar Pagi Cirebon). Di depan PGC tersebut banyak terdapat toko-toko oleh di sepanjang jalan tersebut. Kamipun memasuki beberapa toko untuk mebeli beberapa oleh-oleh, berbagai macam oleh-oleh khas Cirebon seperti Terasi, petis, kerupuk udang, sirop tjampolay (sirop yang terkenal di Cirebon), tape ketan dalam emberan dan juga cemilan-cemilan khas ceribon. Setelah puas membeli oleh-oleh. Tak terasa perutpun meminta untuk diisi kembali.
Akhirnya kamipun kembali berkuliner mencari makanan khas cirebon, kali ini kami ingin mencoba Nasi Lengko Cirebon. Cuss...kamipun segera menaiki sebuah angkot no 5 GG untuk menuju ke jalan Pagongan gak jauh dari PGC. Kami turun di perempatan jalan antara jl siliwangi dan Jl, karanggetas, kemudian kami belok kanan berjalan kaki menyusuri jl. pagongan dan gak lama kami berjalan, kamipun sampai di warung nasi lengko H. Barno, warung tersebut sebelah persis kantor telkom.
Suasana warung sudah agak ramai. Kamipun memesan masing-masing satu porsi dengan tambahan sate kambing mudanya.
Rasa dari Nasi lengko tersebut adalah seperti nasi pecal, tapi kalau nasi pecal, bumbu kacangnya kental, kalau ini gak kental, malah cenderung kering hanya berupa bumbu kacang yang diulek tanpa di kasih air. Isinya adalah nasi yang diberi toping toge kecambah, timun yang dipotong kecil, tempe goreng, tahu goreng, kamudian bumbu kacang dan diberi sambel ulek juga kecap.  Dan tambahannya adalah sate kambing muda.
rasannya mantap sekali, pas dengan waktu makan siang kami.
Banner Nasi Lengko H, Barno

Nasi lengko in action

Taraaa...ini dia yang namanya nasi lengko
Alhamdulilah kulineran terakhir kami di Cirebon akhirnya selesai juga. Puas rasanya menikamti kulinerankhas kota Cirebon. 
Akhirnya kamipun bersiap - siap kembali ke hotel untuk kembali ke Jakarta.
Setelah membereskan perlengkapan kami untuk kembali ke Jakarta, kamipun checkout dan siap untuk menaiki kereta kembali.

Bye-bye Cirebon, next kami akan kembali lagi menelusuri kotamu hingga ke pelosok...
Kami belum sempat ke objek wisata lainnya seperti  Sunan Gunung Jati, Gua Sunyaragi dan objek wisata lainnya.

Ditunggu cerita plesiran kami lainnya.. Seyaa.....














Kamis, 30 Juli 2015

Juli 2015 - Explore Cirebon Day 1 - 23 - 24 Juli 2015

Masih suasana Lebaran nih...

Taqoballahu minna waminkum...
Mohon maaf lahir dan batin 
Happy Ied Fitri 1436 H - 2015 M

Mumpung masih gress ingatannya...mari kita cerita-cerita lagi tentang plesiran kita.
Kali ini plesiran kita berdua adalah explore Cirebon City.

Memang sudah di rencanakan lama, kita kepingin jalan-jalan ke Cirebon. Awalnya kita mau memcoba jalan tol yang baru. Tapi gak jadi, akhirnya kita pergi menggunakan kereta api.

Buka situs online kereta api.com gak tau nya dapat harga promo untuk tiket kereta api....yiiipiiii...senengnya...langsung deh cuss...hunting-hunting tiket.

Akhirnya dapatlah tiket kereta api ke Cirebon dengan harga promo tiket executive hanya Rp. 49.500.
Pergi tanggal 23 Juli 2015 yang bertepatan dengan hari ulang tahun si akang darlingkuh.
Dan pulang keesokan harinya tanggal 24 Juli 2015. Cukuplah semalam untuk kami keliling kota Cirebon.

Untuk hotelnya, kami sengaja mencari di booking.com karena pembayaran bisa dilakukan pada saat kedatangan, jadi jikalau kami tidak jadi menggunakan sebelum hari H nya kami tidak dikenakan charge apapun.
Untuk hotelpun, kami mendapatkan hotel dengan lokasi yang strategis yaitu hotel Amaris dengan harga promo Rp.419.000/malam include breakfast.

Hari keberangkatanpun tiba. Jadwal tiket kereta api yang akan membawa kami ke Cirebon adalah jam 9.10 pagi dengan menggunakan jasa kereta api Argo jati executive.
Kami berangkat dari rumah kami di Meruyung Depok jam 6 pagi menggunakan motor menuju terminal Ragunan. 
Di Ragunan kami titipkan motor kami di parkir langganan.
Kami sarapan terlebih dahulu di sekitar kawasan terminal Ragunan.Kemudian kami lanjutkan dengan menggunakan Kopaja 602 jurusan Pasar Senen dengan tarif Rp. 6.000/orang.
Dengan suasana Jakarta yang masih sepi, kami sampai di halte Busway Monas kurang lebih 45 menit.Setelah itu kami lanjutkan dengan menggunakan Busway tanpa membayar apapun sampai didepan pintu masuk Stasiun Gambir. 

Masih ada sekitar 1 jam kami menunggu untuk perjalanan kami ke Cirebon.Kami melakukan cetak tiket dan mengantri pemeriksaan tiket kereta api.
Mesin Cetak Tiket yang berada dilokasi stasiun Gambir


Tiket kereta api yang telah di cetak dan diperiksa oleh petugas
Suasana arus balik mudik masih sepi distasiun gambir. Kami menunggu di peron 4 untuk keberangkatan ke Cirebon dengan kereta Argo Jati.


Sekitar jam 8.45, kereta kamipun datang. Dan kamipun masuk ke dalam kereta sesuai dengan kursi yang tertera pada tiket.
Suasana penumpang keretapun sepi dan banyak kursi yang kosong. Jadi sebenarnya kamipun bisa bebas duduk dimana saja. Tepat jam 9.10 keretapun bergerak jalan menuju ke kota tujuan yaitu kota Cirebon.
Keretapun berjalan sekitar 3 jam perjalanan dengan melalui beberapa stasiun besar yaitu jatinegara dan bekasi untuk mengambil penumpang, kemudian lanjut langsung menuju ke stasiun pemberhentian pertama yaitu stasiun jatibarang dan terakhir di stasiun Cirebon. 
Selama perjalanan 3 jam tersebut kami disuguhkan pemandangan yang menyejukan mata....pematang sawah yang hijau dan ada juga beberapa sungai yang terbentang. Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan dan tidak membosankan. 3 jam perjalananpun tidak berasa bagi kami.
Suasana dalam kereta yang sepi penumpang

Pemandangan sawah yang menyejukan mata di sepanjang perjalan kami 



Stasiun Cirebon
Tepat pukul 11.55 kereta kamipun tiba di stasiun Cirebon. Kamipun turun dan keluar dari stasiun menuju ke tempat penginapan kami.
Ternyata hotel kami menginap tidak jauh tempatnya dari stasiun yaitu kurang lebih 200 meter dari stasiun. Karena gedung hotelnya terlihat dari depan pintu gerbang stasiun.
Jadi kami cukup berjalan kaki untuk sampai di hotel tersebut.
Sebelum sampai di hotel, kamipun singgah terlebih dahulu untuk makan siang di sebuah warung makan dengan menu yang sangat terkenal di kota cirebon yaitu Empal Gentong. Empal gentong Mang Darma itu judul dari warungnya.
Kamipun mencoba kulineran pembuka kami di kota Cirebon.
Untuk soal rasa, empal gentong ini mirip dengan soto santan kuning bogor, tapi bedanya empal gentong ini santannya tidak terlalu kental dan juga ditaburi daun kucai. Untuk sambelnya sendiri adalah sambel bubuk cabe kering.
Ini penampakan dari kulineran pembuka kami.

Warung kecil empal gentong "Mang Darma"

Empal Gentong dengan taburan daun kucai dan juga sambel cabai kering
Setelah kami selesai makan siang pertama kami. Kamipun berlanjut untuk menuju ke hotel kami dengan berjalan kaki. Hanya sekitar 15 menit kami tiba di hotel dan Alhamdulilah waktu check in pun bisa dilakukan. Kami Langsung menuju ke kamar untuk berisitirahat sejenak mendinginkan badan. Karena memang cuaca kota cirebon tersebut sangat panas. 
Setelah sholat dzuhur dan beristirahat sebentar, kamipun melanjutkan kembali perjalanan kami di kota Cirebon. 
Tujuan pertama kami adalah ke perkampungan Batik Trusmi. 
Setelah sempat bertanya-tanya ke resepsionis hotel. Kamipun berjalan menuju ke perkampungan batik dengan menggunakan angkutan umum. Sesuai informasi dari resepsionis, dari depan Hotel, kami menyebrang jalan untuk menggunakan angkutan umum no 5 GG menuju ke Grage Mall. Kemudian dari Grage Mall kita menyebrang jalan untuk menunggu angkutan umum lagi yang ke arah palimanan no. 6 GP. Oiya, untuk tarif angkutan tersebut jauh dekat Rp. 4.000/orang. Nanti kita tinggal lihat saja di sebelah kanan kita ada sebuah gerbang utama yang besar dengan tulisan Kawasan Batik Trusmi. Kita berhenti di depan gerbang tersebut. Dan tinggal nyebrang jalan, kita sudah sampai di kawasan batik trusmi. 
Untuk masuk kedalam perkampungan batik, kita bisa menggunakan becak ataupun jalan kaki. 
Dan kamipun melalukakan jalan kaki, karena kami ingin berjalan menyusuri dan memasuki setiap toko-toko batik yang tersebar di sepanjang jalan tersebut dari depan sampai belakang.

Oiya, di lokasi tersebutpun ada toko besar yang menjual secara grosir batik-batik trusmi tersebut. kamipun juga memasuki toko tersebut.

Gerbang Utama Kawasan Batik Trusmi dari arah sebrang jalanan

Toko Grosir Batik Trusmi

Berbagai macam batik
Setelah kami puas menyusuri kawasan batik trusmi. Kamipun berisitrahat sejenak di sebuah kantin, disebelah toko grosir. Dikantin tersebut dijual berbagai macam makanan khas cirebon. Tapi kami lebih memilih membeli minuman dan makanan kecil, dikarenakan udara sangat panas, jadi inginnya minummmmm terus. Untuk makanan kecil, kami memilih jajanan tahu gejrot. Soal rasa tahu gejrot, sebenarnya sama saja seperti yang pernah kami makan tahu gejrot di daerah jakarta. Jadi gak perlu banyak kami ceritakan.
Setelah berisitrahat dan membeli beberapa batik. Kamipun melanjutkan plesiran kami ke keraton Kasepuhan dan Kanoman.

Untuk menuju kedua keraton tersebut, kami tetap menggunakan angkutan umum. Dari Kawasan batik trusmi kami kembali menggunakan angkutan no. 6 GP. Rute angkutan tersebut ternyata jauh juga jangkauannya. Karena dari Batik trusmi menuju ke keraton kasepuhan tersebut lumayan jauh jaraknya. Kami turun di sebuah perempatan jalan. Dimana kamipun diinformasikan bahwa Keraton Kasepuhan berada di sebelah kiri jalan tersebut. Kamipun menyusuri jalan tersebut. Dan akhirnya kamipun sampai di Keraton Kasepuhan. 
Saat kami tiba di keraton tersebut sudah menjelang sore. Jadi untuk masuk ke dalamnya kami tidak membeli tiket di tempat yang telah disediakan. Tapi saat kami hendak masuk kedalam, kami disapa seseorang yang menggunakan pakain daerah untuk menawarkan jasa mengantarkan kami untuk menyelusuri area keraton kasepuhan tersebut. Kami dibawa masuk menyusuri area keraton kasepuhan dan dijelaskan beberapa fungsi dari bangunan yang ada di kawasan tersebut. Kurang lebih 1 jam kami menyusuri area keraton Kasepuhan yang luasnya 25 hektar menurut info dari guide kami tersebut.

Ciri khas Gapura pintu masuk keraton Kasepuhan

Penunjuk arah di area kasepuhan
Kereta kencana

Salah satu benda di museum Kereta Singa Barong

Gapura kedua menuju keraton kasepuhan

Silsilah keraton Kasepuhan

Benda-benda Kuno yang berada di keraton kasepuhan


Benda benda Kuno
Setelah puas berkeliling menyusuri area keraton Kasepuhan, kamipun beristirahat sejenak untuk sholat ashar di Mesjid yang terletak tidak jauh dari area keraton kasepuhan tersebut.
Mesjid dengan bangunan merah dan tiang kayu yang kokoh dan suasana yang nyaman dan adem di dalamnya.

Bangunan Mesjid yang adem tapi kokoh

Gapura Mesjid Merah dekat keraton Kasepuhan
Oiya, sekedar info untuk guide di keraton kasepuhan. Kita harus bisa menanyakan secara jelas berapa tarif dari mereka. Karena saat kami menggunakan jasanya, awal mereka menawarkan harga Rp.30.000, tapi ternyata setelah selesai mengantarkan kami keliling area keraton, mereka meminta tambahan lagi uang, dengan alasan tarif Rp.30.000 itu hanya tarif untuk bayar masuknya saja, sedangkan tarif untuk guidenya belum di hitung. Sedikit kecewa sih. Tapi sudahlah, mungkin mereka mencari rezeki dari sumber seperti itu. Mudah-mudahan nanti bisa di perbaharui lagi manajemennya, seperti keraton jogja.

Kamipun melanjutkan sisa waktu kami hari ini untuk plesiran ke keraton Kanoman. Yang jaraknya tidak jauh dari keraton kasepuhan. Untuk mempersingkat waktu, kamipun menggunakan becak untuk menuju ke keraton Kanoman dengan tarif Rp.10.000
Kami tiba di sebuah Pasar. Dan becak pun berhenti di pasar tersebut. Sempat bingung...kenapa kami tidak dibawa masuk ke keraton Kanoman. Tapi ternyata tukang becak tersebut bilang, kalau bangunan keraton Kanoman tersebut berada di dalam sebuah pasar. Akhirnya kamipun harus masuk terlebih dahulu menyusuri Pasar yang bernama Pasar Kanoman.

Pasar Kanoman yang kami lewati untuk menuju keraton Kanoman
Dan ternyata bangunan keraton Kanoman tersebut berada di belakang pasar tersebut. 
Sungguh miris melihat bangunan sejarah yang tidak terawat ini. Padahal kalau dilihat bangunan tersebut sangatlah kokoh dengan tembok yang dihiasi piring-piring kuno yang cantik, tapi sayang piring-piring tersebutpun sudah tidak terawat dan banyak yang sudah bolong dan pecah-pecah.


Gapura Keraton Kanoman yang Megah, tapi sayang tidak terawat disekitarnya rumput tinggi tumbuh tak beraturan

Gapura cantik yang tak terawat

Area Keraton Kanoman yang tak terawat, padahal bangunannya super cantik

Sudah memudar

Piring-piring kuno yang menempel di dinding gapura, tapi sayang sudah tak terawat
Setelah sesaat kami menikmati bangunan keraton Kanoman, kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat dan membersihkan badan juga, karena haripun mulai gelap. Menuju ke hotel, kami tetap menggunakan angkutan umum no.5 GG yang berhenti tepat di depan hotel kami. 

Mandi sudah, sholat sudah, istirahat sudah...tak terasa perutpun berbunyi untuk meminta jatahnya makan malam. Dan rencananya malam ini kami habiskan dengan wisata kuliner.
Wiskul kami dimulai dengan mencoba kulineran Nasi Jamblang. Kami mencoba warung Nasi Jamblang yang berada tidak jauh dari hotel kami.
Kami hanya memesan seporsi nasi jamblang dengan  lauk pauk Blakutak (cumi hitam) dan teh tawar hangat.
Sebenarnya porsi nasi jamblang itu sedikit seperti nasi kucing, bisa dibilang sekali suap langsung habis. Tapi kami memang sengaja memesan seporsi saja, karena nantinya kami akan mencoba kulineran malam lainnya.
Seporsi nasi jamblang + blakutak + Teh hangat tawar dihargai hanya Rp.11.000. Yang nikmat dari nasi jamblang itu adalah sambalnya yang bukan di ulek, tapi cabe yang di iris-iris.


Nasi Jamblang di warung kecil pinggir jalan dekat hotel Amarisdengan laukpauk beranekaragam

Nasi Jamblang seporsi dengan lauk blakutak (cumi hitam) - Rekomended
Sempat mendapatkan info dari pembeli nasi jamblang mengenai Mie Koclok. Setelah membayar, kamipun langsung pergi menuju tempat mie koclok sesuai informasi dari pembeli tersebut. Dengan menggunakan becak, kami menuju tempat tersebut. 
Sekedar informasi, mie koclok tersebut berada di jl. Kartini dekat dengan alun-alun kota Cirebon, seberang rel kereta api.
Untuk rasa, mie koclok ini menggunakan mie basah dengan suwiran ayam ditambah dengan toge dan irisan kol yang kemudian kuahnya itu adalah dari santan kental yang panas. Dinikmati panas-panas dengan sambel acar...wah mantep deh rasanya. Oiya ada toping tambahan yaitu telur rebus. Seperti yang terlihat di gambar berikut.

Mie Koclok






Setelah menikmati mie koclok dengan harga Rp. 15.000 sepiring, kamipun melanjutkan kulineran kami.
Tadinya kami mau mencoba nasi lengko, tapi ternyata, nasi lengko tersebut hanya dijual pada saat pagi hari.
Akhirnya kamipun cukup puas untuk mencoba kulineran malam ini dengan Nasi Jamblang dan Mie Koclok...Alhamdulilah sudah mengenyangkan untuk menu makan malam kami.
Sebelum kami kembali ke hotel, kami sempatkan dulu untuk berjalan-jalan di sekitar Alun-alun dan Mesjid At-Taqwa Cirebon. Kebetulan Mesjid dan alun-alunnya berada di satu area yang sama. Kami sempat berpoto di Mesjid tersebut.
Alun-alun tersebut banyak terdapat penjual makanan seperti nasi jamblang, nasi/mie goreng, minuman ringan dan makanan ringan lainnya, selain itu disana juga berfungsi seperti pasar malam dan ada juga yang menyewakan sepeda hias. Kami menikmati suasana alun-alun tersebut sambil mencoba jajanan tahu petis yaitu tahu goreng yang di bumbui garam dengan cocolan sambel petis. Biasanya tahu goreng dengan cabe rawit, tapi ini dengan bumbu petis. Enak banget...dan gak nyesel untuk beli banyak, kita beli 15ribu dapat 30 tahu goreng karena harganya Rp. 500/tahu. 
Mesjid At Taqwa - Alun alun kota Cirebon

Tahu Petis yang maknyus - Jajanan mantep


Malampun semakin larut, kamipun akhirnya kembali ke hotel untuk berisitirahat melepas lelah.
Tunggu cerita kulineran kami besok yah...













Selasa, 14 Juli 2015

November 2014 - Jelajah Sukabumi Part 2 - Pantai Loji dan Vihara Dewi Kwan Imm

Yuuuuukkkk.....Plesiran lagi......
Masih cerita sekitar plesiran di sukabumi nih...

Kali ini hanya kami berdua plesiran ke Sukabumi.
Tujuan kami sekarang adalah ke Pantai Loji dan Vihara Dewi Kwan Imm.
Kami dapat info mengenai daerah tersebut dari internet.Yang katanya tempatnya bagus, tapi sayang kurang perawatannya.

Tibalah hari yang di nanti -nanti.
Pagi-pagi sekitar jam 6 pagi, kami berangkat menuju Bogor menggunakan motor. Hanya sekitar 1 jam kami sudah tiba di Bogor di kediaman orangtua suamiku yang tinggal di Bogor. Kami titipkan motor di rumah tersebut. Kemudian kami lanjutkan menuju ke terminal Baranangsiang dengan menggunakan angkot 09. Setiba di Terminal Baranangsiang, kami langsung menaiki Bis MGI warna biru tua dengan 24seat jurusan Bogor - Pelabuhan Ratu dengan harga tiket saat itu sebesar Rp. 35.000/orang.
Tidak lama menunggu, bispun berangkat menuju ke arah Pelabuhan Ratu.
Alhamdulilah perjalanan lancar, mungkin karena masih pagi dan bis tersebutpun ternyata tidak melewati pasar curug yang terkenal macetnya. Perjalanan kurang lebih 3 jam kami telah sampai di jalan Bag bagan dengan ikon nya adalah jembatan kuning ke emasan. Dan didepan jembatan tersebut tertulis penunjuk arah menuju Pantai Loji dan Vihara Dewi Kwan Imm.
Untuk menuju ke Pantai Loji dan Vihara tersebut, kami diharuskan menyewa sebuah angkot, karena tidak ada angkot yang langsung menuju ke pantai tersebut.
Akhirnya setelah tawar menawar kamipun mendapatkan harga angkot PP sebesar Rp. 100.000.
Jalan menuju ke arah pantai loji dan Vihara tersebut sangatlah jelek, karena jalannya berbatu-batu, melewati perkampungan penduduk dan pertambangan batubara dan juga perbukitan dan hutan kanan kiri yang sepi penduduk.
Gak kebayang kalau kami tiba malam hari, mungkin gelap sekali yah...tempat ini.
Agak sedikit underestimate sih....bener gak sih jalannya lewat sini dan jangan-jangan kami salah jalan...hehehe.....
Bisa dilihat gambarnya di poto yang sempat kami dokumentasikan.
Jalanan yang dilalui
Pantainya menyatu dengan jalan yang kami lalui

Setelah kami melalui jalanan yang berbatu dan kurang lebih perjalanan sekitar 1 jam dari jembatan kuning tersebut. Akhirnya kamipun sampai ditempat tujuan kami yaitu Pantai Loji dan juga Vihara Dewi Kwan Imm.
Vihara tersebut berada persis di depan pantai Loji.
Saat kami pertama melihat kami sempat terpana dengan Vihara tersebut. Kami disambut dengan kepala naga yang berjumlah 7 kepala dengan ekornya mengelilingi tangga sampai tangga teratas.
Sedikit saya gambarkan suasana di Vihara tersebut. Dimana sebelah kanan pintu masuk kepala naga tersebut, ada sebuah tempat seperti pura di Bali, sedikit menaiki tangga ada sebuah tempat lagi dengan patung budha kecil. Dan perjalanan menaiki tanggapun berlanjut, sampai akhirnya kami melihat sebuah kuil dengan pemandangan yang sangat indah menuju ke pantai Loji dan lautan Samudera Hindia.
Disini kami puas sekali dengan pemandangan yang sangat indah tersebut.
Setelah puas berpoto-poto di kuil tersebut.
Perjalanan menaiki tanggapun berlanjut, kami melihat beberapa tempat pertapaan padepokan Eyang Semar dan juga Prabu Siliwangi, kemudian kami pun berlanjut menaiki tangga paling atas terdapat rumah yang berbentuk pendopo untuk Dewi Kwan Imm dan juga rumah untuk Ratu Pantai Selatan.


Tangga Masuk ke Vihara

Sebelah kanantangga masuk seperti pura di Bali

Tangga dengan gambar ekor naga

Sebuah Lonceng besar di pelataran Vihara Dewi Kwan Imm

Pelataran Vihara dengan gaya India dan terdengar pula musik2 India

Pemadangan pelataran menuju ke Samudera Hindia

Padepokan Prabu Siliwangi
Kurang lebih 1,5 jam perjalanan kami menelusuri tangga tersebut sampai ke tingkat tertinggi.
Setelah beristirahat sebentar di sebuah kantin yang berada di tengah-tengah kuil tersebut, kamipun berlanjut menuruni tangga yang kurang lebih sekitar lebih dari 500 anak tangga.

Sampailah kami akhirnya di bawah. Sejenak kami beristirahat kembali sambil menunaikan sholat dzuhur dan ashar.Kami beristirahat di sebuah warung-warung kecil disekitaran Vihara tersebut yang agak menjorok ke pantai Loji.Sambil menikmati sepoi-sepoi angin laut.

Setelah kelelahan kami menaiki tangga terbayar, kamipun berlanjut menyusuri pantai Loji. Pantai yang indah dan bersih dengan pasir hitamnya dan batu-batu karang yang besar-besar.
Sayang sekali pantai tersebut tidak dipelihara dengan baik. Pantainya sangat sepi, kebanyakan pengunjung yang datang adalah pengunjung yang khusus berkunjung ke vihara teserbut, jadi mereka sekalian menikmati pantai loji tersebut.

Pantai Loji yang berpasir hitam dan bersih
Setelah kami puas berpoto-poto di pantai tersebut, sambil menunggu jemputan angkot yang kita sewa, kami beristirahat di sebuah warung di sekitaran pantai tersebut.
Tidak terasa, kamipun ketiduran sebentar karena terlena oleh angin pantai yang semilir.
Dan angkot sewaanpun tiba. Kamipun akhirnya kembali ke tempat awal kami tiba yaitu Jembatan Kuningan Bag-bagan untuk melanjutkan perjalanan kami menginap di kota Sukabumi.

Menuju sukabumi, kami menggunakan bis MGI jurusan Pelabuhan Ratu Sukabumi dengan harga tiket Rp.25.000/orang dengan lama perjalanan 1,5 jam.
Setibanya di terminal kota Sukabumi, perjalanan kami lanjutkan dengan menggunakan angkot ke arah pusat kota untuk makan malam.
Setelah makan malam selesai , kamipun menuju hotel tempat kami menginap yaitu Hotel Varista dengan biaya penginapan semalam Rp. 300.000. Selesai bersih-bersih badan, kamipun beristirahat untuk mengumpulkan tenaga kembali, karena besok kamipun akan kembali lagi ke Bogor.


































Senin, 20 April 2015

Juli 2014 - Jelajah Sukabumi Part 1 - Selabintana hari kedua

Pagipun tiba...
Setelah kami menikmati tidur kami dipenginapan Selabintana...oiya nama penginepannya adalah Pondok Idaman. 
Kalau dari resort Selabintana, penginapan kami ini sebelum resort tersebut.
Jadilah pagi ini, kami berencana untuk berkunjung ke resort selabintana. Kami hanya menggunakan angkot dari depan penginapan dan diantar langusng di depan resort Selabintana tersebut.
Resort Selabintana inipun selain penginapan, disanapun ada fasilitas kolam renang, perkebunan bunga dan juga halaman yang yang sangat luas seperti kebun raya.
Untuk masuk kedalam, kami dikenakan biaya Rp.1000/orang. Setelah membayar biaya retribusi tersebut, kamipun sekeluarga masuk kedalam resort selabintana tersebut.
Tempat yang lumayan enak untuk penginapannya, dengan gaya minimalis. Sepertinya penginapannya baru selesai direnovasi.
Kamipun berjalan menuju kebun raya selabintana. Disana ternyata sudah banyak pengunjung yang datang, malah sudah ada juga yang duduk-duduk ditikar yang disewakan. Selain itu disanapun terdapat beberapa penjual seperti penjual jagung bakar, bakso, balon dan juga souvenir khas sukabumi.
Kami terus menyusuri keliling kebun raya selabintana tersebut dan sebentar-sebentar istirahat untuk mengistirahatkan kaki dan juga orangtua kami yang kelelahan sambil mencoba jagung bakar.

Kebun raya Selabintana

Selabintana Resort yang minimalis

Kebun bunga selabintana. Kaktus yang lucu-lucu...tanaman ini bisa untuk dibeli juga.

Beberapa bentuk jualan khas sukabumi

Setelah puas berkeliling kebun raya selabintana. Kamipun kembali ke penginapan dan kami sempatkan dulu untuk bersantap sarapan bubur ayam yang terkenal di sukabumi yaitu bubur ayam bunut.
Setelah puas sarapan pagi dengan bubur ayam dan nasi kuning khas sukabumi, kamipun kembali ke penginapan untuk istirahat dan mandi.

Perjalanan pulang kami ke bogor masih sekitar pukul 15.30 sore. Jadi kami sempatkan dulu untuk beristirahat di penginapan sambil menunggu waktu checkout jam 12.00 siang.

Waktu checkoutpun tiba. Kami bersiap-siap untuk menuju ke stasiun dengan menyewa angkot kembali.
Tapi sebelum ke stasiun, kami sempatkan dulu untuk mampir membeli oleh-oleh khas sukabumi yaitu kue Mochi Lampion yang berada di jalan GG. Kaswari.
Kami membeli beberapa rasa yaitu mochi rasa keju kacang, coklat keju, keju, wijen dan duren.

Mochi Lampion - oleh-oleh khas sukabumi

Berbagai macam rasa mochi lampion

Setelah membeli oleh-oleh, kamipun kembali menuju ke stasiun kereta api sukabumi. 
Sambil menunggu kereta datang, kami duduk di peron menikmati bangunan tua dari stasiun sukabumi tersebut.
Dan keretapun datang tepat waktu. Kamipun naik dan kembali menuju perjalan pulang.

Bye-bye Sukabumi....Tunggu cerita seru kami lainnya di sukabumi...