Kamis, 30 Juli 2015

Juli 2015 - Explore Cirebon Day 1 - 23 - 24 Juli 2015

Masih suasana Lebaran nih...

Taqoballahu minna waminkum...
Mohon maaf lahir dan batin 
Happy Ied Fitri 1436 H - 2015 M

Mumpung masih gress ingatannya...mari kita cerita-cerita lagi tentang plesiran kita.
Kali ini plesiran kita berdua adalah explore Cirebon City.

Memang sudah di rencanakan lama, kita kepingin jalan-jalan ke Cirebon. Awalnya kita mau memcoba jalan tol yang baru. Tapi gak jadi, akhirnya kita pergi menggunakan kereta api.

Buka situs online kereta api.com gak tau nya dapat harga promo untuk tiket kereta api....yiiipiiii...senengnya...langsung deh cuss...hunting-hunting tiket.

Akhirnya dapatlah tiket kereta api ke Cirebon dengan harga promo tiket executive hanya Rp. 49.500.
Pergi tanggal 23 Juli 2015 yang bertepatan dengan hari ulang tahun si akang darlingkuh.
Dan pulang keesokan harinya tanggal 24 Juli 2015. Cukuplah semalam untuk kami keliling kota Cirebon.

Untuk hotelnya, kami sengaja mencari di booking.com karena pembayaran bisa dilakukan pada saat kedatangan, jadi jikalau kami tidak jadi menggunakan sebelum hari H nya kami tidak dikenakan charge apapun.
Untuk hotelpun, kami mendapatkan hotel dengan lokasi yang strategis yaitu hotel Amaris dengan harga promo Rp.419.000/malam include breakfast.

Hari keberangkatanpun tiba. Jadwal tiket kereta api yang akan membawa kami ke Cirebon adalah jam 9.10 pagi dengan menggunakan jasa kereta api Argo jati executive.
Kami berangkat dari rumah kami di Meruyung Depok jam 6 pagi menggunakan motor menuju terminal Ragunan. 
Di Ragunan kami titipkan motor kami di parkir langganan.
Kami sarapan terlebih dahulu di sekitar kawasan terminal Ragunan.Kemudian kami lanjutkan dengan menggunakan Kopaja 602 jurusan Pasar Senen dengan tarif Rp. 6.000/orang.
Dengan suasana Jakarta yang masih sepi, kami sampai di halte Busway Monas kurang lebih 45 menit.Setelah itu kami lanjutkan dengan menggunakan Busway tanpa membayar apapun sampai didepan pintu masuk Stasiun Gambir. 

Masih ada sekitar 1 jam kami menunggu untuk perjalanan kami ke Cirebon.Kami melakukan cetak tiket dan mengantri pemeriksaan tiket kereta api.
Mesin Cetak Tiket yang berada dilokasi stasiun Gambir


Tiket kereta api yang telah di cetak dan diperiksa oleh petugas
Suasana arus balik mudik masih sepi distasiun gambir. Kami menunggu di peron 4 untuk keberangkatan ke Cirebon dengan kereta Argo Jati.


Sekitar jam 8.45, kereta kamipun datang. Dan kamipun masuk ke dalam kereta sesuai dengan kursi yang tertera pada tiket.
Suasana penumpang keretapun sepi dan banyak kursi yang kosong. Jadi sebenarnya kamipun bisa bebas duduk dimana saja. Tepat jam 9.10 keretapun bergerak jalan menuju ke kota tujuan yaitu kota Cirebon.
Keretapun berjalan sekitar 3 jam perjalanan dengan melalui beberapa stasiun besar yaitu jatinegara dan bekasi untuk mengambil penumpang, kemudian lanjut langsung menuju ke stasiun pemberhentian pertama yaitu stasiun jatibarang dan terakhir di stasiun Cirebon. 
Selama perjalanan 3 jam tersebut kami disuguhkan pemandangan yang menyejukan mata....pematang sawah yang hijau dan ada juga beberapa sungai yang terbentang. Sungguh perjalanan yang sangat menyenangkan dan tidak membosankan. 3 jam perjalananpun tidak berasa bagi kami.
Suasana dalam kereta yang sepi penumpang

Pemandangan sawah yang menyejukan mata di sepanjang perjalan kami 



Stasiun Cirebon
Tepat pukul 11.55 kereta kamipun tiba di stasiun Cirebon. Kamipun turun dan keluar dari stasiun menuju ke tempat penginapan kami.
Ternyata hotel kami menginap tidak jauh tempatnya dari stasiun yaitu kurang lebih 200 meter dari stasiun. Karena gedung hotelnya terlihat dari depan pintu gerbang stasiun.
Jadi kami cukup berjalan kaki untuk sampai di hotel tersebut.
Sebelum sampai di hotel, kamipun singgah terlebih dahulu untuk makan siang di sebuah warung makan dengan menu yang sangat terkenal di kota cirebon yaitu Empal Gentong. Empal gentong Mang Darma itu judul dari warungnya.
Kamipun mencoba kulineran pembuka kami di kota Cirebon.
Untuk soal rasa, empal gentong ini mirip dengan soto santan kuning bogor, tapi bedanya empal gentong ini santannya tidak terlalu kental dan juga ditaburi daun kucai. Untuk sambelnya sendiri adalah sambel bubuk cabe kering.
Ini penampakan dari kulineran pembuka kami.

Warung kecil empal gentong "Mang Darma"

Empal Gentong dengan taburan daun kucai dan juga sambel cabai kering
Setelah kami selesai makan siang pertama kami. Kamipun berlanjut untuk menuju ke hotel kami dengan berjalan kaki. Hanya sekitar 15 menit kami tiba di hotel dan Alhamdulilah waktu check in pun bisa dilakukan. Kami Langsung menuju ke kamar untuk berisitirahat sejenak mendinginkan badan. Karena memang cuaca kota cirebon tersebut sangat panas. 
Setelah sholat dzuhur dan beristirahat sebentar, kamipun melanjutkan kembali perjalanan kami di kota Cirebon. 
Tujuan pertama kami adalah ke perkampungan Batik Trusmi. 
Setelah sempat bertanya-tanya ke resepsionis hotel. Kamipun berjalan menuju ke perkampungan batik dengan menggunakan angkutan umum. Sesuai informasi dari resepsionis, dari depan Hotel, kami menyebrang jalan untuk menggunakan angkutan umum no 5 GG menuju ke Grage Mall. Kemudian dari Grage Mall kita menyebrang jalan untuk menunggu angkutan umum lagi yang ke arah palimanan no. 6 GP. Oiya, untuk tarif angkutan tersebut jauh dekat Rp. 4.000/orang. Nanti kita tinggal lihat saja di sebelah kanan kita ada sebuah gerbang utama yang besar dengan tulisan Kawasan Batik Trusmi. Kita berhenti di depan gerbang tersebut. Dan tinggal nyebrang jalan, kita sudah sampai di kawasan batik trusmi. 
Untuk masuk kedalam perkampungan batik, kita bisa menggunakan becak ataupun jalan kaki. 
Dan kamipun melalukakan jalan kaki, karena kami ingin berjalan menyusuri dan memasuki setiap toko-toko batik yang tersebar di sepanjang jalan tersebut dari depan sampai belakang.

Oiya, di lokasi tersebutpun ada toko besar yang menjual secara grosir batik-batik trusmi tersebut. kamipun juga memasuki toko tersebut.

Gerbang Utama Kawasan Batik Trusmi dari arah sebrang jalanan

Toko Grosir Batik Trusmi

Berbagai macam batik
Setelah kami puas menyusuri kawasan batik trusmi. Kamipun berisitrahat sejenak di sebuah kantin, disebelah toko grosir. Dikantin tersebut dijual berbagai macam makanan khas cirebon. Tapi kami lebih memilih membeli minuman dan makanan kecil, dikarenakan udara sangat panas, jadi inginnya minummmmm terus. Untuk makanan kecil, kami memilih jajanan tahu gejrot. Soal rasa tahu gejrot, sebenarnya sama saja seperti yang pernah kami makan tahu gejrot di daerah jakarta. Jadi gak perlu banyak kami ceritakan.
Setelah berisitrahat dan membeli beberapa batik. Kamipun melanjutkan plesiran kami ke keraton Kasepuhan dan Kanoman.

Untuk menuju kedua keraton tersebut, kami tetap menggunakan angkutan umum. Dari Kawasan batik trusmi kami kembali menggunakan angkutan no. 6 GP. Rute angkutan tersebut ternyata jauh juga jangkauannya. Karena dari Batik trusmi menuju ke keraton kasepuhan tersebut lumayan jauh jaraknya. Kami turun di sebuah perempatan jalan. Dimana kamipun diinformasikan bahwa Keraton Kasepuhan berada di sebelah kiri jalan tersebut. Kamipun menyusuri jalan tersebut. Dan akhirnya kamipun sampai di Keraton Kasepuhan. 
Saat kami tiba di keraton tersebut sudah menjelang sore. Jadi untuk masuk ke dalamnya kami tidak membeli tiket di tempat yang telah disediakan. Tapi saat kami hendak masuk kedalam, kami disapa seseorang yang menggunakan pakain daerah untuk menawarkan jasa mengantarkan kami untuk menyelusuri area keraton kasepuhan tersebut. Kami dibawa masuk menyusuri area keraton kasepuhan dan dijelaskan beberapa fungsi dari bangunan yang ada di kawasan tersebut. Kurang lebih 1 jam kami menyusuri area keraton Kasepuhan yang luasnya 25 hektar menurut info dari guide kami tersebut.

Ciri khas Gapura pintu masuk keraton Kasepuhan

Penunjuk arah di area kasepuhan
Kereta kencana

Salah satu benda di museum Kereta Singa Barong

Gapura kedua menuju keraton kasepuhan

Silsilah keraton Kasepuhan

Benda-benda Kuno yang berada di keraton kasepuhan


Benda benda Kuno
Setelah puas berkeliling menyusuri area keraton Kasepuhan, kamipun beristirahat sejenak untuk sholat ashar di Mesjid yang terletak tidak jauh dari area keraton kasepuhan tersebut.
Mesjid dengan bangunan merah dan tiang kayu yang kokoh dan suasana yang nyaman dan adem di dalamnya.

Bangunan Mesjid yang adem tapi kokoh

Gapura Mesjid Merah dekat keraton Kasepuhan
Oiya, sekedar info untuk guide di keraton kasepuhan. Kita harus bisa menanyakan secara jelas berapa tarif dari mereka. Karena saat kami menggunakan jasanya, awal mereka menawarkan harga Rp.30.000, tapi ternyata setelah selesai mengantarkan kami keliling area keraton, mereka meminta tambahan lagi uang, dengan alasan tarif Rp.30.000 itu hanya tarif untuk bayar masuknya saja, sedangkan tarif untuk guidenya belum di hitung. Sedikit kecewa sih. Tapi sudahlah, mungkin mereka mencari rezeki dari sumber seperti itu. Mudah-mudahan nanti bisa di perbaharui lagi manajemennya, seperti keraton jogja.

Kamipun melanjutkan sisa waktu kami hari ini untuk plesiran ke keraton Kanoman. Yang jaraknya tidak jauh dari keraton kasepuhan. Untuk mempersingkat waktu, kamipun menggunakan becak untuk menuju ke keraton Kanoman dengan tarif Rp.10.000
Kami tiba di sebuah Pasar. Dan becak pun berhenti di pasar tersebut. Sempat bingung...kenapa kami tidak dibawa masuk ke keraton Kanoman. Tapi ternyata tukang becak tersebut bilang, kalau bangunan keraton Kanoman tersebut berada di dalam sebuah pasar. Akhirnya kamipun harus masuk terlebih dahulu menyusuri Pasar yang bernama Pasar Kanoman.

Pasar Kanoman yang kami lewati untuk menuju keraton Kanoman
Dan ternyata bangunan keraton Kanoman tersebut berada di belakang pasar tersebut. 
Sungguh miris melihat bangunan sejarah yang tidak terawat ini. Padahal kalau dilihat bangunan tersebut sangatlah kokoh dengan tembok yang dihiasi piring-piring kuno yang cantik, tapi sayang piring-piring tersebutpun sudah tidak terawat dan banyak yang sudah bolong dan pecah-pecah.


Gapura Keraton Kanoman yang Megah, tapi sayang tidak terawat disekitarnya rumput tinggi tumbuh tak beraturan

Gapura cantik yang tak terawat

Area Keraton Kanoman yang tak terawat, padahal bangunannya super cantik

Sudah memudar

Piring-piring kuno yang menempel di dinding gapura, tapi sayang sudah tak terawat
Setelah sesaat kami menikmati bangunan keraton Kanoman, kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat dan membersihkan badan juga, karena haripun mulai gelap. Menuju ke hotel, kami tetap menggunakan angkutan umum no.5 GG yang berhenti tepat di depan hotel kami. 

Mandi sudah, sholat sudah, istirahat sudah...tak terasa perutpun berbunyi untuk meminta jatahnya makan malam. Dan rencananya malam ini kami habiskan dengan wisata kuliner.
Wiskul kami dimulai dengan mencoba kulineran Nasi Jamblang. Kami mencoba warung Nasi Jamblang yang berada tidak jauh dari hotel kami.
Kami hanya memesan seporsi nasi jamblang dengan  lauk pauk Blakutak (cumi hitam) dan teh tawar hangat.
Sebenarnya porsi nasi jamblang itu sedikit seperti nasi kucing, bisa dibilang sekali suap langsung habis. Tapi kami memang sengaja memesan seporsi saja, karena nantinya kami akan mencoba kulineran malam lainnya.
Seporsi nasi jamblang + blakutak + Teh hangat tawar dihargai hanya Rp.11.000. Yang nikmat dari nasi jamblang itu adalah sambalnya yang bukan di ulek, tapi cabe yang di iris-iris.


Nasi Jamblang di warung kecil pinggir jalan dekat hotel Amarisdengan laukpauk beranekaragam

Nasi Jamblang seporsi dengan lauk blakutak (cumi hitam) - Rekomended
Sempat mendapatkan info dari pembeli nasi jamblang mengenai Mie Koclok. Setelah membayar, kamipun langsung pergi menuju tempat mie koclok sesuai informasi dari pembeli tersebut. Dengan menggunakan becak, kami menuju tempat tersebut. 
Sekedar informasi, mie koclok tersebut berada di jl. Kartini dekat dengan alun-alun kota Cirebon, seberang rel kereta api.
Untuk rasa, mie koclok ini menggunakan mie basah dengan suwiran ayam ditambah dengan toge dan irisan kol yang kemudian kuahnya itu adalah dari santan kental yang panas. Dinikmati panas-panas dengan sambel acar...wah mantep deh rasanya. Oiya ada toping tambahan yaitu telur rebus. Seperti yang terlihat di gambar berikut.

Mie Koclok






Setelah menikmati mie koclok dengan harga Rp. 15.000 sepiring, kamipun melanjutkan kulineran kami.
Tadinya kami mau mencoba nasi lengko, tapi ternyata, nasi lengko tersebut hanya dijual pada saat pagi hari.
Akhirnya kamipun cukup puas untuk mencoba kulineran malam ini dengan Nasi Jamblang dan Mie Koclok...Alhamdulilah sudah mengenyangkan untuk menu makan malam kami.
Sebelum kami kembali ke hotel, kami sempatkan dulu untuk berjalan-jalan di sekitar Alun-alun dan Mesjid At-Taqwa Cirebon. Kebetulan Mesjid dan alun-alunnya berada di satu area yang sama. Kami sempat berpoto di Mesjid tersebut.
Alun-alun tersebut banyak terdapat penjual makanan seperti nasi jamblang, nasi/mie goreng, minuman ringan dan makanan ringan lainnya, selain itu disana juga berfungsi seperti pasar malam dan ada juga yang menyewakan sepeda hias. Kami menikmati suasana alun-alun tersebut sambil mencoba jajanan tahu petis yaitu tahu goreng yang di bumbui garam dengan cocolan sambel petis. Biasanya tahu goreng dengan cabe rawit, tapi ini dengan bumbu petis. Enak banget...dan gak nyesel untuk beli banyak, kita beli 15ribu dapat 30 tahu goreng karena harganya Rp. 500/tahu. 
Mesjid At Taqwa - Alun alun kota Cirebon

Tahu Petis yang maknyus - Jajanan mantep


Malampun semakin larut, kamipun akhirnya kembali ke hotel untuk berisitirahat melepas lelah.
Tunggu cerita kulineran kami besok yah...













Tidak ada komentar:

Posting Komentar